Monday, December 18, 2006

galeri puisi

Cerita Sepotong Cinta yang Tersisa
Oleh: Robin Ginting


Dalam duduk
Dalam diam
Dalam termenung
Dalam gelisah

Dalamnya lautan kau boleh percaya
Tak begitu dalam
Tingginya bintang boleh kau sentuh
Dengan x = v.t
Tapi kalau malam ini hujan
Maaf ya, aku nggak bisa datang

Antara hidup
Antara cinta
Antara kita
Ambigiu

Sewaktu hujan
Saat menunggu senja di musim panas
Seperti kita tidak menginginkan
Hari esok
Karena hari ini ayam jantan merapatkan bulu-bulunya
Hangat di dalam sangkar
Dengan pesta berkepanjangan

Namun demikian,
Ingatkan aku kalau masih ada janji yang tersisa antara kita

kamar cerpen

SEJARAH HANOMAN DIKALAHKAN RAHWANA

Oleh : Udi S

Alkisah disebutkan setelah Rahwana dikalahkan oleh Sri Rama CS, Rahwana bertapa kembali di sebuah goa para jin-jin dilahirkan, yaitu Goa Pangauban. Dalam pertapaannya itu, Rasa cinta Rahwana kepada Putri Shinta berangsur-angsur surut. Akan tetapi, yang tersisa adalah rasa dendam kepada salah seorang pengikut Sri Rama, yang bernama Hanoman. Rahwana merasa penasaran atas kesaktian kera putih itu. Akhirnya, Rahwana berniat menantang Hanoman.
Karena menurut narasumber yang tidak diragukan lagi kebenarannya bahwa Rahwana memiliki Ilmu Aji Calistung, Aji Pakem, dan Aji Mandiri. Jadi, Rahwana tidak diragukan lagi kesaktiannya. (Apalagi jika bermain Onet pasti menang terus).
Ketika Rahwana ingin menjalankan niatnya, tak lupa ia berdiskusi dengan adiknya yang setia, yaitu kumbakarna. Kumbakarna sempat melarangnya, namun ia tahu bahwa kakaknya (Rahwana) keras kepala.
“Ampun paduka Rahwana, bukan hamba mengecilkan kemampuan Raja, tapi tolong pikirkan lagi niat itu” kata Kumbakarna sedikit gemetar, takut Rajanya murka. Namun Rahwana tidak marah ia hanya tersenyum dan berkata: “Wahai saudaraku, apakah engkau meragukan kemampuanku? Bukankah aku telah bersemedi di goa Pangauban yang angker itu?” menatap adiknya dengan serius.
“A . . . A . . . Ampun Tuanku, bukannya saya meragukan kemampuan Tuanku, tetapi Tuanku belum menuntaskan syarat kesempurnaan penajam ajian yang telah tuanku dapat. Syarat yang terakhir adalah berendam di sungai Ciceuri dan berlatih di hutan baja, yaitu “Leuweung Kaleng.” Papar Kumbakarna.
“Kamu tahu Kumbakarna, sesuatu yang tidak masuk akal bisa masuk akal, sesuatu yang irrasional bias jadi rasional. Kumbakarna kalau kamu ingin lebih jelasnya, bacalah buku karangan H. Asep Soleh Hidayat dan Deden Dedi S. berjudul “Sangkuriang Pulang Subuh.” Nih bukunya, baca! Kata Rahwana meyakinkan saudaranya. “Baik . . . baiklah raja. Segala keinginan raja akan saya laksanakan . . . . . , “ Kumbakarna yang sedikit ketakutan.
Setelah diskusi dengan Rahwana, akhirnya Kumbakarna langsung membentuk kepanitiaan nasional Pelaksanaan pertarungan (PNPB). Setelah itu ia menuliskan surat tantangan kepada Sri Rama CS. Isi surat itu ialah sebagai berikut.
Kepada Yth.
Sri Rama CS
di Ayodia

Sehubungan dengan keinginan Raja Rahwana yang ingin penilaian tanding ulang dengan Hanoman, maka kami menantang secara resmi
Tanggal Pertandingan : 2 – 4 Juni 2005
Pukul : 16.00 (waktu Pusbuk)
Tempat : Di Gunung Sahari
Demikian surat tantangan ini kami sampaikan.

Badan Standar Nasional Pertarungan(BSNP)


(Kumbakarna)

* * *

Ketika Sri Rama mendapatkan surat tantangan dari Rahwana via email internet, langsung membicarakan dengan Hanoman. Kontan saja hati Hanoman terasa panas, karena akhir-akhir ini perasaanya sensitif. Konon menurut berita yang tidak boleh dipercaya kebenarannya, akhir-akhir ini Hanoman yang sakti mandraguna itu sering ke Psikiater. Psikiater pun menyarankan agar Hanoman sedikit rileks dan istirahat. Jangan terlalu sibuk bekerja. Selain itu psikiater pun menyarankan agar pikiran Hanoman rileks, di antarnya mendengarkan lagu. Misalnya, lagu Peterpan atau Dewa.
Dengan halus Sri Rama menanyakan kesanggupan Hanoman atas tantangan tersebut. Hanoman dengan gagah berani menanggapinya.

“Baik Tuanku Sri Rama, hamba akan menyanggupi tantangan itu. Lagi pula hamba telah mengenal medan di Gunung Sahari. Tambah lagi pengalaman hamba yang telah mengobrak-abrik kerajaan Rahwana,” Hanoman berkata dengan semangat.
Akhirnya, waktu pelaksanaan pertandingan telah tiba, hadirlah Hanoman bersama Sri Rama CS. Rahwana CS. Menyambut kedatangan Sri Rama CS.
“Baiklah Rahwana, tantanganmu saya terima. Hanoman persiapkan dirimu!” kata Sri Rama.
“Baiklah Tuanku Sri Rama,” kata Hanoman penuh semangat.
Kemudian, pertandingan segera dimulai. Semua tim penilai pertandingan yang terdiri dari beberapa para ahli dan akademisi dari beberapa perguruan tinggi negeri di berbagai Negara.
Akhirnya, Rahwana dan Hanoman bertarung dengan dua sesi, sesi pertama, adalah pertarungan physic atau adu kekuatan dan kesaktian. Tentu saja pada sesi ini Hanoman unggul. Kemudian, pada sesi unjuk kemampuan telah disediakan suatu kamar yang bias mengecil. Mereka kedua-duanya unggul pada tes ini, mereka sama-sama unggul. Namun tetap saja Rahwana kalah pada sesi pertama.
“He he he . . . . bagaimana Rahwana apakah engkau takluk?” Hanoman mengolok-ngolok Rahwana.
“Nanti dulu Hanoman . . . . engkau jangan sombong dulu!”
Rahwana mencoba tegar, padahal hatinya was was dan prustasi berat, akhirnya ia meminta istirahat kepada panitia. Rahwana hampir saja meneteskan air mata penyesalan dan meminta bantuan adiknya.
“Baiklah kanda Raja, hamba ada cara, memang cara ini tidak lazim dilakukan oleh manusia“, Kumbakarana memberi jalan ke luar.
Kemudian, Kumbakarna membisikkan telinga Rahwana. Seketika wajah Rahwana berubah ceria.
Setelah istirahat kemudian panitia memulai pertandingan uji pengetahuan.
“Baiklah Hanoman, apabila kamu dapat menyelesaikan uji pengetahuan ini, aku dan bangsaku akan tunduk kepadamu”, tegas Rahwana dengan was was.
“Okeylah Rahwana . . . . tes apalagi yang harus saya lakukan?” Hanoman menantang.
Hanoman dipersilakan masuk ke dalam suatu ruangan yang cukup nyaman dilengkapi dengan AC. Di ruangan itu, tersedia satu set komputer dan satu buah dus yang terbungkus rapi. Melihat kondisi ruangan yang nyaman itu tentu saja Hanoman gembira.
“Wah . . . tes apaan ini? Aku bias main game onet di computer ini”, Kata Hanoman dalam hatinya,
Akan tetapi, dalam hati Hanoman penuh tanda Tanya, sesungguhnya apa gerangan yang ada di dalam dus ini. Kemudian dengan hati penuh penasaran Hanoman membuka dus yang dibungkus rapi itu. Di dus rapi itu terdapat sebuah surat. Isi surat itu adalah:
Tugas untuk dikerjakan oleh Mr. Hanoman. Dalam dus ini terdapat 63 naskah untuk diedit dan disetting dan harus selesai sebelum pukul 03 pagi.
Dalam sejarah hanya sangkuringlah yang sanggup menyelesaikan tugas ini.
“Selamat melakukan tugas dengan sabar dan tawakal”

Secara tiba-tiba Hanoman menjerit, “Tidak mungkin . . . Irrasional . . . Tobat . . . aku ngaku kalah. Aku enggak bias menjalankan tugas ini.”
Kontan saja Sri Rama CS kaget mendengar teriakan Hanoman yang mengaku kalah dalam sesi ini.
Saat itu, Rahwana CS. Gembira sekali; beberapa kali mengacungkan kepalan tangannya ke atas dan ke bawah sambil berkata” Yes . . . Yes . . . Yes . . !

Dengan tidak perlu diubah, ditambah boleh.

galeri puisi

Wc-ku Tinjaku
Matt

Dulu… aku montok,
tapi tidak seperti orok
hanya padat berisi
tapi juga tidak seksi

makanku hanya sepiring
namun lumayan sering
tiap kali denting-denting
jam dindingku nyaring

apalagi aku suka pedas
menurutku rasanya sedap
bila disantap selagi panas
pastinya semakin lahap

oleh karena itu…

setiap waktu kukunjungi kamu
merenung dan melepas bebanku
sering kali kala mencret
hingga menyembur
saat menghadapmu

Kini… waktu berlalu
lemakku pergi satu persatu
hingga jarang menemuimu
seperti waktu dahulu

kini lahap kulupa
kadang makan hilang selera
dan kadang saja yang ada
bayam, kangkung, genjer
hingga tinjaku keras, lengket, hijau
tidak menyembur
saat menghadapmu

Jadi… maafkan aku
bila jarang merenung denganmu
tapi sumpah tidak mengidap ambeyen

maafkan aku
bila kurang serat
tapi sumpah tidak kurang gizi

hanya saja aku banyak pikiran…


KENTUTMU BAU…
matt


Kentutmu bau
waktu kau kentuti aku
aku balas kentutmu
dengan kentutku
tapi tak sebau kentutmu
kentutmu nyaring
hingar di telingaku
sssttt… begitu
bunyi kentutku menimpalinya
kentutmu bau
katanya itu bertanda
kamu bergizi
sedangkan aku
mungkin kurang gizi
walau tak seimbang
setengah mati menahan
bau pekatmu
namun begitulah aku
mengenalmu dan akrab,
seperti seibu kita berkerabat…
setelah berlalu hari
tak ada pete atau telur busuk
singgah di hidungku
atau bunyi dor-dar
di telingaku…
tapi kini kucium baumu
lebih mirip jigong
ragu…bukan kentutmu
akhirnya aku sadar
ternyata bau mulutmu
lalu kutanya saja: “lagi puasa ya?”

No comments: